Meningkatkan Keterampilan Menulis Dialog Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Pendekatan Cooperative Learning Sistem Stad pada Siswa Kelas III Mi Puloerang Lakbok Kabupaten Ciamis
DOI:
https://doi.org/10.62475/pzmhhq80Kata Kunci:
Kepasifan Siswa, , Keterampilan Menulis, , Prestasi Belajar, , Tutor Sejawat,Abstrak
Salah satu masalah yang dihadapi guru adalah kepasifan siswa di kelas, dalam belajar kelompok di kelas untuk mengeluarkan pendapat, bisa dikatakan kemampuan dalam siswa belum lancar hal ini disebabkan beberapa faktor misalnya, Guru dalam menyampaikan pelajaran bersifat tradisional yaitu menggunakan metode ceramah saja, pemanfaaatan media pembelajaran belum maksimal, prestasi belajar Bahasa Indonesia masih rendah terutama dalam ulangan formatif, sumatif siswa belum berani menjawab pertanyaan ataupun mengeluarkan pendapat, penggunaan model atau pendekatan dalam pembelajaran belum maksimal. Model penelitian adalah prosedur yang menggambarkan bagaimana penelitian ini dilaksanakan. Dalam penelitian ini tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart (1990:11). Berdasarkan indikator keberhasilan yaitu 75 % dari populasi kelas mendapat nilai di atas KKM maka tindakan pada siklus II telah berhasil. Sebanyak 16 siswa (88,89%) mendapat nilai di atas KKM. Proses pembelajaran lebih meningkat yaitu siswa sudah melakukan tutor sejawat dan siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran bersama guru. Pemberian materi yang telah berulang membuat siswa menjadi lebih paham mengenai materi yang disajikan oleh guru. Siswa yang lebih paham maksud dari kegiatan yang dilaksanakan oleh guru membantu teman yang belum paham. Dengan demikian pembelajaran cooperative tercapai. Pada pratindakan, keterampilan menulis dialog siswa kelas III MI Puloerang Lakbok masih rendah. Siswa yang dapat mencapai KKM hanya 3 anak (16,67 %). Setelah melaksanakan tindakan pembelajaran cooperative tipe STAD pada siklus I menghasilkan 8 siswa (44,44 %) . Selanjutnya pada siklus II, siswa yang berhasil mencapai KKM ada 16 siswa (88,89%). Guru sebaiknya lebih menguasasi teori keterampilan menulis.
Referensi
Anita Lie. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia.
Dimyati dan Mudjiono.2009. Belajar dan pembelajaran, Jakarta Rineka Cipta
Haryadi dan Zamzani. 1996/ 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia, Jakarta. DepDikBud Dirjen Dikti PPTK
Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta
Kemmis, San Mc. Taggart, R.1990. The Action Reseach Planner. Deakin University
Larry King Bill GILBERT. 2007 Seni berbicara, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Slamet, 2008. Keterampilan-Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.
Suharjono, 1995. Pedoman Karya Tulis Ilmiah, Jakarta : Dep. P & K
Suharjono. 2007. PTK sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru, Jakarta : Bumi Aksara Suharsimi Arikunto. 2006 Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT Bumi Aksara.
UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Bandung : Fokus Media
UU RI No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Jakarta : Novindo Pustaka Mandir
Unduhan
Diterbitkan
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Yuyun Yuningsih, Dodo (Penulis)

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Garasi Buku dan Obrolan Keilmuan © 2023 oleh Yayasan Insanulhaq berlisensi di bawah Attribution 4.0 International

